
“Ora Vutu” atau “Paji Vutu”
Nama ini tercipta pada zaman raja-raja.
Siapa saja Ora Vutu?
Ora Vutu atau Orang Ujung terdiri dari dua kampung/desa gaya lama, yaitu :
1. Varavatu *)(sekarang Warawatung), dengan sub desa Lamadua dan Wotan
2. Levu Penutuk*)(kampung hangus, sekarang Lewopenutung), dengan sub desa
Duang dan Fulor
Kedua desa ini masuk dalam pemerintahan Sub Raja Adonara Sagu Hamente
Kawela dengan ibu kota Belang. Pemerintahan Sub Raja Adonara ini masuk dalam
kategori Paji.
Desa Varavatu dan Levu Penutuk ini juga masuk dalam kategori Paji, karena terletak
paling ujung dari wilayah pemerintahan Raja Adonara, khususnya di Lomblen yang
beribukota Belang, sehingga kedua desa ini disebut dengan nama Paji Vutu (Ujung Paji),
dan diterjemahkan menjadi Ora Vutu (Orang Ujung).
Kedua desa ini membangun satu kapela dan satu sekolah. Pertama dibangun di
Varavatu, pindah ke Wotan, turun ke Kalelang dan kemudian pindah ke Levu
Penutuk dan Sekolah di Bani sampai sekarang.
Pada tahun 1965, pada zaman Orde Baru, kedua desa ini digabungkan menjadi satu
desa gaya baru dengan nama LUSIDUAWUTUNG.
Nama ini diterjemahkan oleh Bpk. Fransiskus Labot Lebao (alm.) dan Bpk. Benyamin Bala
Atawuwur (alm.) yang memberi kepanjangan dari LUSIDUAWUTUNG sebagai berikut :
LU : Lematan Lewopenutung (Levu Penutuk = Kampung hangus)
SI : Sirakalang Tirer
DUA : Lamadua (Lamaovong ; sudah pindah ke Lamanepa, Desa Idalolong)
WU : Wotan Saio Sasi Guna
TUNG : Warawatung (Varavatu Kampung Lama)
Pada tahun 2011 desa Lusiduawutung dimekarkan lagi menjadi dua desa, yaitu
Lusiduawutun, yang terdiri dari 4 dusun, termasuk Tirer dengan ibu kota Lewopenutung
dan Warawatung yang terdiri dari 3 dusun dengan ibu kota Warawatung.
Ditetapkan di Lewoleba pada tanggal 3 Agustus 2011 oleh Bupati Lembata,
ANDREAS DULI MANUK
Diundangkan di Lewoleba pada tanggal 4 Agustus 2011 oleh Sekda Kabupaten Lembata.
Itulah ORA VUTU, nama yang menyatukan dua desa ini, menyatukan orang-orangnya, masyarakatnya di mana saja berada, dahulu hingga sekarang tetap ORA VUTU.*) : Sebutan Ejaan Lama, yang kemudian berubah sesuai perubahan ejaan sekarang (EYD : V = W)
Varavatu = Warawatung (vara = pasir; vatu = batu)
Levupenutuk = Lewopenutung (kampung hangus/terbakar : dibakar pada zaman Belanda sebagai akibat tidak
membayar pajak kepada pemerintah Hindia Belanda)
Levu = Levo = Lewo : kampung


