Keadaan sosial budaya meliputi pelaksanaan hubungan dan kerukunan antara sesama, sebagai salah satu kesatuan dalam kehidupan sosial budaya yang selalu terbina dengan baik.
Kehidupan sosial masyarakat Desa Warawatung dalam sehari-harinya selalu mengutamakan rasa kekeluargaan, gotong royong, dan tolong menolong antara sesama. Kebiasaan ini terlihat dalam pelaksanaan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pelaksanaan ritual tradisi adat istiadat, dan kegiatan sosial masyarakat lainnya yang selalu menggunakan cara saling tolong menolong dan memberikan sumbangan, baik berupa materi maupun non materi yang dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih.
Masyarakat Desa Warawatung dalam kehidupan sosialnya tidak terlepas dari budaya adat istiadat warisan leluhur. Nilai-nilai budaya adat istiadat ini mendorong terciptanya rasa aman, damai dan mempererat persatuan dan kerukunan antara sesama. Beberapa ritual tradisi adat budaya masyarakat Desa Warawatung yang dilakukan secara rutin setiap tahun untuk membina persatuan dan kerukunan serta mempererat persaudaraan adalah :
- Ritual Ga Kvaru Nuja (Makan Jagung Muda).
Ga Kvaru Nuja (Makan Jagung Muda) merupakan tradisi adat warisan para leluhur yang diwariskan secara turun temurun yang dilakukan setiap tahun di masing - masing rumah adat/rumah suku yang ada di desa Warawatung sebelum musim panen. Ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada para leluhur atas hasil panen dan juga memohon perlindungan para leluhur bagi semua anggota suku. Ritual ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari sampai bulan Juni . Waktu pelaksanaannya tergantung kesepakatan dari masing-masing ketua suku bersama anggota suku.
- Ritual Odo Iak Nuren Nokok (Membersihkan kampung dari segala jenis penyakit dan ancaman bahaya lainnya).
Ritual Odo Iak Nuren Nokok diawali dengan perencanaan atau dalam Bahasa setempat Tobe Bau di Namang Adat Penguasa hak Ulayat Suku Unagolok dan dihadiri oleh perwakilan suku di ketiga kampung. Tujuannya untuk membersihkan kampung dari segala jenis penyakit dan ancaman bahaya lainnya yang mengganggu kehidupan manusia dan hewan piaraan. Ritual ini dilaksanakan setiap kali menjelang Paskah atau lebih tepatnya pada hari Rabu Trewa.
- Ritual Pilih Guti Ulej (Membersihkan kebun dari segala hama tanaman)
Pilih Guti Ulej adalah ritual adat yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua kaum wanita atau anak anak gadis dan ibu – ibu muda. Bermula dari Rumah Adat penguasa ulayat Suku Unagolok para wanita ini akan menerima barang pusaka berupa sepotong besi atau dengan sebutan Ua Olak mereka akan berjalan mengintari semua kebun warga untuk memungut hama di setiap kebun seperti ulat dan belalang serta memungut beberapa hasil kebun seperti jagung muda,semangka,dll sebagai imbalan atau dalam Bahasa setempat disebut Blaku.
Tujuannya untuk mengusir hama yang menyerang tanaman pertanian (Padi,Jagung,dll). Ritual ini dilakukan apabila terdapat hama yang menyerang tanaman pertanian dan biasanya dilakukan pada bulan Desember.
- Ritual Pau Para dan Lebu Koreng Krongot (Memberi Makan dan Memandikan Tengkorak Manusia).
Pau Para dan Lebu Koreng Krongot adalah salah satu ritual adat yang dilakukan oleh beberapa suku di Desa Warawatung yang masih menyimpan tengkorak para leluhur serta orang tua mereka. Ritual ini biasanya dibuat pada saat sebelum acara makan jagung muda atau Ga Kvaru Nuja.Diawali dengan memandikan tengkorak para leluhur dengan menggunakan air kelapa muda dan setelah itu baru dikasih makan dengan memerciki setiap tengkorak dengan darah ayam merah.Ritual ini sebagai bukti persembahan dari hasil yang dicapai selama setahun