
Warawatung, 23 Juli 2024 — Dalam wawancara eksklusif dengan Mama Goreti Lipa, salah seorang anggota kelompok tenun ikat berpengalaman dari Desa Warawatung, kami mendapatkan wawasan mendalam tentang proses pembuatan tenun ikat yang mempesona serta tantangan yang dihadapi oleh kelompok tenun di desa tersebut.
Mama Goreti memulai wawancara dengan menjelaskan, "Proses pembuatan tenun ikat di sini diawali dengan persiapan benang. Kami menggunakan bahan berkualitas seperti kapas, sutra, atau wol. Benang-benang ini kemudian diikat dengan pola tertentu menggunakan tali atau benang lain. Ini adalah langkah penting karena pola yang dihasilkan akan menentukan bagaimana kain akhir kami akan terlihat."
Menurut Mama Goreti, pengikatan benang adalah seni tersendiri. "Setelah benang diikat, kami melanjutkan dengan proses pewarnaan. Benang direndam dalam pewarna alami atau sintetis sesuai kebutuhan. Proses ini memerlukan ketelitian agar warna meresap dengan merata pada benang yang tidak terikat, sementara bagian yang diikat tetap mempertahankan warna asli." Selanjutnya dalam penjelasannya ia mengatakan tidak lupa pula alat-alat yang digunakan denagn fungsinya masing-masing dalam proses tenun untuk menghasilkan hasil tenunan yang bagus.
Mama Goreti juga mengungkapkan tantangan utama yang mereka hadapi. "Salah satu tantangan terbesar adalah ketepatan dalam proses ikat dan pewarnaan. Kami harus memastikan bahwa setiap pola yang diinginkan muncul dengan jelas setelah benang dikeluarkan dari ikatan dan dikeringkan. Ini memerlukan keahlian dan kesabaran yang tinggi."
Kelompok tenun di Desa Warawatung terdiri dari tiga kelompok sesuai dengan wilayah dusun masing-masing dan adapun satu kelompok besar gabungan dari ketiga dusun untuk desa. Kelompok-kelopok ini merupakan contoh nyata dari upaya pelestarian seni tenun ikat. "Kami bekerja sama sebagai komunitas untuk menjaga tradisi ini tetap hidup," jelas Mama Goreti. "Selain itu, kami terus berinovasi dengan desain dan teknik baru untuk memastikan tenun ikat kami tetap relevan dan dihargai," Ungkap mama Goreti.
Ketika ditanya tentang harapan untuk masa depan, beliau menambahkan, "Kami berharap generasi muda akan terus tertarik dengan seni tenun ikat dan melanjutkan tradisi ini. Dengan semakin meningkatnya apresiasi terhadap kerajinan tangan dan tekstil tradisional, kami yakin tenun ikat Desa Warawatung akan terus berkembang dan dikenal luas."
Dengan dedikasi dan keterampilan tinggi, kelompok tenun di Desa Warawatung berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya ini sambil menghadapi tantangan yang ada. Wawancara dengan Mama Goreti memberikan gambaran jelas tentang kompleksitas dan keindahan seni tenun ikat yang tidak hanya memukau secara visual tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya lokal.

.jpeg)
